SEBATANG CEMARA MEMPUNYAI DNA TUJUH KALI LEBIH BANYAK DARIPADA DNA MANUSIA
Keistimewaan pohon berbentuk kerucut itu tidak Cuma terletak pada daun jarumnya, tapi juga pada material genetic yang menyusunnya. Cemara memiliki material genetic atau DNA tujuh kali lebih banyak daripada DNA manusia. Belum ada yang mengetahui bagaimana pohon berdaun jarum yang selalu hijau dimusim semi, panas,gugur, dan dingin itu bisa punya DNA begitu banyak. Namun kini sejumlah ilmuan swedia akan memetakan DNA cemara.
Dibandingkan dengan tumbuhan lain yang hidup saat ini, cemara memiliki sejarah kehidupan yang panjang dan unik. Pohon berdaun jarum atau oniver itu telah mendominasi sebagian besar dataran dimuka bumi selama ratusan juta tahun. Ketika batrachian atau binatang amphibi purba merayapi hutan-hutan jaman karbon, mereka hidup diantara pepohonan conifer.
Conifer berhasil selamat dari bencana geologi 250 juta tahun lampau yang membuka jalan bagi datangnya jaman dinasaurus. Ketika meteorid raksasa jatuh kebumi dan memusnahkan dinosaurus, pohon conifer tetap bertahan hidup. Pada saat ini, pepohonan conifer masih mendominasi wilayah daratan utama bumi, bahkan total berat seluruh manusia didunia masih kalah disbanding populasi conifer di Jamtland County di Swedia Tengah.
Tampaknya conifer telah menciptakan susunan genetic yang amat sukses sejak 300 juta tahun lampau, yang memeumngkinkan mereka mendominasi bumi. Rahasia tetap servives selama ratusan juta tahun itu kemungkinan tersimpan dalam 12 kromosom yang dimiliki seluruh spesies conifer. Meski hanya 12, kromosom conifer amat besar, bahkan sel dari sebuah cemara atau pinus memiliki DNA tujuh kali lipat lebih banyak dari pada sel manusia.
Para ilmuwan telah lama memendam pertanyaan mengapa conifer memiliki begitu banyak DNA. Apakah jumlah DNA itu mempengaruhi kemampuan conifer untuk bertahan hidupselama jutaan tahun, serta apakah mereka memiliki gen lebih banyak dari pada manusia atau gen mereka sekadar. Jenis pohon cemara adalah Norway Spruce dapat tumbuh hingga setinggi 40 meter.
KORAN TEMPO, KAMIS 24 DESEMBER 2009.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar